5 Istilah Sindiran Puasa di Jogja

“Orang tua di Jogja mengajarkan puasa pada anak kecilnya. Istilah puasa bagi anak ini sering digunakan sebagai sindiran bagi orang dewasa.”


GUDANGJOGJA.ID. Melaksanakan puasa saat bulan Ramadan merupakan hal wajib umat muslim yang beriman, tidak gila, dan sudah akil balig atau dewasa. Selain itu tentunya orang tua juga ingin mengajarkan puasa pada anaknya sejak dini sebagai bekal kelak Ketika sudah masuk akil baliq.

Dalam mengajar anak-anak berpuasa, beberapa orang tua tidak mewajibkan mereka untuk puasa sehari penuh. Para orang tua itu memperbolehkan anak-anak mereka berpuasa setengah hari, atau bahkan semampu mereka.

Di Jogja, ada beberapa istilah yang artinya hampir sama dengan puasa setengah hari. Yang membedakan adalah penerapan istilah-istilah itu dalam kalimat, serta tujuan pengucapannya dalam percakapan.

Istilah ini juga kerap dialamatkan kepada orang dewasa yang tidak menjalani puasa, dengan kata lain sebagai sindiran kepada orang dewasa yang tidak menjalani rukun Islam ketiga tersebut. Berikut beberapa istilah puasa yang awam didengar di Jogja dan sekitarnya:

1. Puasa mBedug

Puasa mbedug biasanya digunakan pada anak-anak yang sedang belajar berpuasa. Istilah mbedug berasal dari kata bedug. Dahulu, bedug selalu dipukul di masjid setiap menjelang azan dikumandangkan.

Anak-anak yang puasa mbedug diperbolehkan berbuka puasa setiap waktu salat, yakni Duhur dan Asar. Tapi mereka tidak diperbolehkan makan dan minum di antara waktu Duhur-Asar dan Asar-Magrib.

Baca juga: JOGJA BIKIN RINDU! 10 Hal Yang Paling Bikin Kangen Jogja

Baca juga: Studio Alam Gamplong: Spot Foto Keren & Instagramable

2. Puasa Nyambung

Puasa Nyambung ini kerap diajarkan dari orang tuan kepada anaknya yang masih kecil, yang belum mampu berpuasa sehari penuh. Orang tua memberikan toleransi kepada anaknya untuk berpuasa nyambung, yakni diperbolehkan makan dan minim setelah berkumandang azan Duhur. Setelah itu berpuasa lagi hingga Magrib.

3. Puasa Lendang

Puasa lendang berasal dari kata ngeleh madang yang dalam Bahasa Indonesia berarti kalau lapar, makan. Puasa lendang biasanya diberlakukan oleh orang tua pada anak-anaknya yang berusia lima tahun ke bawah. Sebab, tak jarang anak seusia itu ikut bangun saat santap sahur, dan mereka ingin turut berpuasa meski secara fisik mereka belum mampu.

Baca juga: 4 Daerah Otonomi Khusus di Indonesia, Yogyakarta Salah Satunya

4. Puasa Manuk

Puasa manuk dalam bahasa Indonesia berarti puasa burung. Artinya, mereka boleh makan atau minum jika melihat burung, baik itu burung yang sedang terbang maupun yang ada di dalam kandang.

Sama seperti puasa lendang, puasa manuk juga diterapkan untuk anak-anak yang belum kuat berpuasa, juga sering diucapkan sebagai sindiran atau olok-olok untuk orang dewasa yang tidak berpuasa.

Baca juga: Kamu harus Tahu! 4 Kosakata Bahasa Jawa Yang Sering Salah Penggunaannya

Baca juga: Istimewanya Yogyakarta: 10 Keistimewaan Yogyakarta Yang Banyak Orang Belum Tahu

5. Poso (Opo-opo Kerso)

Dalam Bahasa Jawa, poso berarti puasa. Tapi seringkali poso diucapkan sebagai akronim dari opo-opo kerso atau apa-apa mau.

Istilah poso atau opo-opo kerso sebenarnya bukan puasa dalam arti sebenarnya, tetapi diucapkan untuk mengolok-olok orang dewasa yang diketahui tidak berpuasa, atau bahkan tidak pernah puasa. 

***

Materi: https://www.tagar.id, berbagai sumber
Foto: www.google.com 

Yuk dukung gerakan "Bergerak Bersama Untuk Yogyakarta". 
Setiap pembelian produk di gudangjogja.id, kamu turut membantu pengrajin lokal, pelestarian lingkungan dan peduli fakir miskin & anak yatim. Seluruh produk gudangjogja.id berasal dari pengrajin lokal, 0.5% dari pembelianmu disalurkan dalam kegiatan sosial peduli lingkungan dan 2.5% pembelianmu disalurkan kepada fakir miskin & anak yatim di lokasi DIY dan sekitarnya. 
DAPATKAN PRODUK GUDANGJOGJA.ID DISINI!!