Pasar Beringharjo, Pasar Tertua Di Yogyakarta

“Untuk kamu yang sedang jalan-jalan di Malioboro wajib berkunjung ke Pasar Beringharjo, untuk sekedar menikmati suasana pasar tradisonal ataupun belanja souvenir/oleh-oleh khas Jogja”.


GUDANGJOGJA.ID. Pasar Beringharjo merupakan salah satu lokasi transaksi ekonomi sekaligus pasar legendaris yang ada di Kota Yogyakarta. Terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta, Pasar Beringharjo adalah pasar tertua dengan nilai historis dan filosofis yang tidak dapat dipisahkan dengan Kraton Yogyakarta.

SEJARAH

Nama Beringharjo diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 24 Maret tahun 1925. Dipilihnya nama ini karena memiliki arti wilayah yang semula hutan beringin (BERING) yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (HARJO). Nama Beringharjo sendiri dinilai tepat karena lokasi pasar merupakan bekas hutan beringin dan pohon beringin merupakan lambang kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang. 

Pasar Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta karena telah melewati tiga fase, yakni masa kerajaan, penjajahan, dan kemerdekaan. Pembangunan Pasar Beringharjo merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut “CATUR TUNGGAL”. 

Catur tunggal, disadur dari Bahasa Jawa “Catur” yang berarti angka empat, dan “Tunggal” yang berarti angka satu, adalah rancang bangun pola tata kota Yogyakarta, asli dari Kesultanan sendiri. Catur tunggal menjelaskan bahwa dalam membangun kota ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu berpolitik, bersosialisasi, beragama, dan berjual-beli.

Dalam penerapan pola tata kota Yogyakarta:
-  KRATON YOGYAKARTA sebagai pusat pemerintahan (politik)
-  ALUN-ALUN sebagai pusat kegiatan masyarakat dan ruang interaksi publik (sosial)
-  MASJID GEDHE Kauman melambangkan aspek religious (agama)
-  PASAR BERINGHARJO sebagai pusat perekonomian/ transaksi ekonomi masyarakat (jual-beli).

Baca Juga: Masjid Gedhe Kauman, Masjid Raya Kesultanan Yogyakarta

DAYA TARIK PASAR BERINGHARJO

Ciri khas bangunan Pasar Beringharjo dapat dilihat pada interior bangunan yang merupakan perpaduan antara arsitektur kolonial dan tradisional Jawa. Secara umum, pasar ini terdiri dari dua bangunan yang terpisah yaitu bagian barat dan bagian timur. Bangunan utama di bagian barat terdiri dari dua lantai, adapun bangunan yang kedua di bagian timur terdiri dari tiga lantai.

Pintu masuk utama pasar ini terletak di bagian barat, tepat menghadap Jalan Malioboro. Pintu gerbang utama ini merupakan bangunan dengan ciri khas kolonial bertuliskan Pasar Beringharjo dengan aksara Latin dan aksara Jawa. 

Pada sisi kanan dan kiri pintu utama terdapat dua buah ruangan berukuran 2,5 x 3,5 meter yang digunakan untuk kantor pengelola pasar. Pintu utama ini berhubungan langsung dengan jalan utama pasar yang dibangun lurus dari arah barat ke timur. Lebar jalan utama di dalam pasar ini berkisar 2 meter dengan los-los terbuka di sisi kanan dan kiri. Di samping pintu utama, terdapat pula pintu-pintu lain di bagian utara, timur, selatan dengan ukuran lebih kecil dibandingkan pintu utama.

Di Pasar Beringharjo kamu bisa dapatkan mulai dari koleksi batik, ramuan rempah-rempah (ramuan jamu jawa), barang antik hingga aneka jajanan pasar tradisional.

*****

Untuk kamu yang sedang jalan-jalan di Malioboro wajib berkunjung ke pasar ini, untuk sekedar menikmati suasana pasar tradisonal ataupun belanja souvenir/oleh-oleh khas Jogja. Dijamin komplit deh!

Baca juga: Dagadu Jogja, Merek Aseli Jogja Yang Melegenda
Baca juga: 13 Universitas Tertua di Indonesia

Materi: berbagai sumber
Foto: @rezairhm_, @dhian_hardjodisastro, @vitarlenology