Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat

GUDANGJOGJA.ID. Merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini.

Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas. 

Arti Ngayogyakarta Hadiningrat

Nama Yogyakarta adalah perubahan bentuk dari Yodyakarta, berasal dari kata AYODYA dan KARTA. Ayodya diambil dari nama kerajaan dalam kisah Ramayana yaitu Ayodyapura.  Ayodya mengandung makna papan/rumah yang baik, bersih, suci, sejahtera, aman, terlindung, tenang, tenteram seperti diibaratkan keraton Ayodyapura. Sedangkan Karta berarti damai. 

Hadiningrat berasal dari Bahasa sansekera dari kata Hadi (artinya luhur, indah, halus), Ning (tenang, hening, tenteram, bersih) dan Rat (tegese bumi, alam semesta). HADININGRAT berarti bumi yang tenteram, tenang, luhur, bersih, baik, suci, indah, cantik.

Sebutan NGAYOGYAKARTA HADININGRAT intinya harapan mengajak bersama untuk menjaga, mengatur, memelihara bumi tanah karunia yang baik, bersih, suci, luhur, tenang dan tenteram. 

Baca juga: Tugu Yogyakarta, Sejarah Dibalik Nama Tugu Pal Putih

Sejarah Kraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati, digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Arsitek Kraton Yogyakarta adalah Sultan Hamengkubuwana I.

Baca juga: Praja Cihna, Lambang Kraton Yogyakarta

Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton berikut desain dasar lanskap kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-1756. Bangunan lain ditambahkan kemudian oleh para Sultan Yogyakarta berikutnya. Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono VIII (bertahta tahun 1921-1939).

 

Materi dan Foto: www.kratonjogja.id, @eviwahyunngsh_, berbagai sumber